Maxim

Nama Lengkap : Maximillian

Nama Panggilan :

  • Maxim
  • Max (oleh Lucas)
  • Maximillian (oleh Minerva jika sedang marah)
Gender : Laki-laki

Ibu : Minerva

Ayah : Silas

Usia :

  • 12 tahun di awal muncul
  • 14 tahun saat masuk Akademi
  • 17 tahun di seri akhir

Tanggal Lahir : 10 Januari

Hobi : Bermain Pedang

Cita-cita : Kesatria Khusus Goldwind


Gambaran Fisik

Ilustrasi Maxim yang dibuat oleh Art Breeder

Maxim merupakan cucu pertama dari Dominic dan Dilara. Tingginya sekitar 165cm saat berusia 14 tahun, dengan berat 55kg. Meski tergolong gemuk, semua berat itu terbagi rata ke seluruh tubuhnya, terutama pada otot sehingga ia terlihat kekar. Maxim memiliki rambut rapi dan berwarna kemerahan, begitu juga alisnya yang tebal. Semua orang akan terpana melihat manik biru cerahnya. Kelopak mata Maxim tergolong tajam, tapi juga ramah, berhias bulu mata lentik dan rapi. Hidungnya lancip, dengan rahang tegas, serta bibir tipis.

Kulit Maxim putih kemerahan. Jika sedang berlatih pedang di bawah sinar matahari, dia akan terlihat paling mencolok. Kebiasaannya memicingkan mata kanan ketika sesuatu mengganggu pikirannya, entah saat kebingungan, heran, atau curiga. Maxim berpenampilan paling rapi diantara sepupu-sepupunya. Berseragam tunik dan rompi baja, juga sepatu kulit bernama Caliga. Terkadang ia mengenakan ikat pinggang, terkadang ia menggunakan tali tambang, terkadang ia memakai lilitan kain. Maxim mempunyai cukup banyak koleksi.

Perangai dan Kebiasaan

Maxim ibarat danau yang tenang, tapi penuh misteri (Sumber : Pinterest)

Sebagai yang paling tua di antara keempat sepupunya, Maxim benar-benar menganggap tanggung jawabnya dengan serius. Bahkan terkadang terlalu serius sampai-sampai para sepupunya menganggap pemuda ini menyebalkan. Terlalu over protektif, memberi petuah secara tiba-tiba, tidak bisa diajak senang-senang, anti melanggar peraturan. Terkadang keempat sepupunya menyamakan Maxim dengan kakek mereka--Dominic. Kelemahan Maxim yang paling ia sendiri benci adalah mudah termakan bujuk-rayu. Terutama dari si kembar Finn dan Quinn yang paling ahli dalam hal tersebut.

Di balik sifat sok dewasanya yang menyebalkan, Maxim adalah sosok yang ramah. Meski menjadi keturunan penguasa Goldwind, dia tidak pernah menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Itu juga yang membuat Maxim mempunyai banyak penggemar, juga menjadi kesayangan Kakek-neneknya. Maxim punya ciri khas aneh ketika otaknya terganggu dengan sesuatu, pemuda itu akan memicingkan mata kanannya. Hanya mata kanan. Entah saat curiga, tidak mengerti, atau keheranan, ia akan reflek melakukan hal tersebut.

Banyak yang mengatakan, Maxim tidak cocok bergaul dengan sepupu-sepupunya, karena dia adalah anak paling "baik" di antara mereka yang semuanya bergelar 'bencana'. Namun, satu hal yang mereka tidak tahu, Maxim juga sama bencananya dengan yang lain, hanya saja dia melakukan segala kekacauan dengan hal yang berbeda. Lagi pula, Maxim sangat menyayangi sepupu-sepupunya, dan ia rela melakukan apa pun demi mereka.

Kemampuan Khusus

(Sumber : Pinterest)

Maxim terlahir dengan darah kesatria yang menurun dari sang ayah, Silas. Dia juga dianugerahi kemampuan sihir yang didapatkan dari sang ibu, Minerva. Selain ahli bermain pedang, Maxim juga bisa merapal mantera. Meskipun sejauh ini mantera yang paling dihafalnya adalah mantera Tameng Sakti Aegis. Jujur saja, Maxim sangat payah menjadi penyihir, ditambah kemampuan sihir maupun berpedangnya akan hilang total saat ia berpikir terlalu keras.

Hubungan dengan Tokoh Lain


Lucas
Maxim dan Lucas ibarat siang dan malam. Mereka sangat berbeda dalam sikap maupun prinsip, tapi mereka saling melengkapi satu sama lain. Jika sesuatu mengganggu kepala Maxim, dia akan membicarakannya pertama kali kepada Lucas. Biar bagaimanapun mereka sebaya, dan meskipun Lucas anak yang konyol, dia bisa menjadi bijak saat dibutuhkan.

Phoenix (Finn)
Maxim menganggap si kembar sebagai sepupu yang paling susah ditangani, terutama mungkin untuk Finn. Meskipun lahir duluan dari Quinn, sifatnya jauh lebih kekanakan. Maxim juga sering merasa terganggu dengan hobi Finn mengeluarkan tornado kecil, apa lagi jika ide usil sudah menyangkut di otaknya. Anak itu tidak akan pernah memikrikan konsekuensi, bahkan tidak peduli hukuman apa yang akan ia terima.

Quinzel (Quinn)
Kebalikan dari Finn, Maxim lebih sering curhat kepada Quinn. Selain lebih dewasa, Quinn punya sisi tenang dalam dirinya. Pendapatnya lebih memiliki makna. Maxim juga belajar banyak dari Quinn tentang insting dan spontanitas.

Felix
Semua orang menyayangi Felix sebagai keluarga paling kecil, terlebih lagi Maxim. Meskipun tidak mau mengakui, tapi ia juga sering mencari perhatian kepada Felix agar menjadi "kakak terbaik". Maxim akan bertingkah lebih kebapakkan lagi kepada Felix, seolah anak itu adalah anaknya sendiri.

Minerva
Seluruh keluarga Goldwind hormat kepada Minerva. Dia sering menjadi algojo bagi orang-orang yang membuat kekacauan, terutama adik-adiknya. Namun, di mata Maxim, sang ibu adalah wanita paling lemah-lembut di seluruh dunia. Kepalanya berisi nasehat dan petuah yang Maxim sendiri tidak pernah dengan dari sang Kakek. Maxim begitu mengidolakan sang ibu.

Silas
Bagi Maxim, sang ayah adalah pria sekaligus guru terbaik di dunia. Mereka sering bertingkah layaknya sahabat yang saling menghormati. Maxim ingin menjadi kesatria khusus seperti ayahnya suatu hari nanti. Namun, Silas sering megatakan bahwa Maxim akan jauh lebih hebat darinya karena ia dianugerahi kemampuan sihir.

Dominic
Maxim memuja kakeknya, suri tauladan yang pasti akan ia contoh dan banggakan ke mana pun ia pergi. Sang kakek bisa menjadi sangat galak jika ia membuat kesalahan, tapi di setiap hukuman itu selalu ada pelajaran berharga yang bisa diambil. Di banding sepupunya yang lain, Maxim adalah cucu yang akan mendengarkan setiap kalimat ceramah yang keluar dari kakeknya, tidak peduli seberapa lama ceramah itu berlangsung.

Dilara
Layaknya seorang nenek, Dilara gemar mendongeng untuk cucu-cucunya, dan tidak ada pendengar yang lebih baik daripada Maxim. Pemuda itu menyukai setiap dongeng sang nenek yang tidak pernah sama antara satu dengan yang lain. Maxim juga penggemar berat kue buatan neneknya, dan bisa memakan lebih dari tiga potong. Mungkin itu juga penyebab Maxim menjadi yang paling "berisi".

Quotes

“Kita harus membuat acara syukuran karena akhirnya Paman kita yang luar biasa jorok ini membersihkan sarangnya.”

“Ini semua tidak akan terjadi kalau kita hanya mengintip tanpa melakukan hal-hal konyol yang membuat pacar Paman marah!”

“Kalau kau ingin menikah, Quinn bilang dia menyukaimu, dia pasti bersedia menikah dengamu,”

“Sebagai sepupu tertua, seharusnya kalian menuruti segala ucapanku, bukannya malah memprovokasi, bahkan memanipulasi otakku agar menuruti ide-ide konyol kalian. Coba kalian pikir, siapa yang harus mempertanggungjawabkan kehebohan kalian? Tentu saja aku! Dan aku rasa itu tidak adil, seharusnya kita kerja sama membangun sikap, sebagaimana layaknya keturunan pemimpin ....”

“Apa maksudmu, Luke. Kesimpulannya sangat jelas. Ketika kau disuruh memilih salah satu di antara intan dan permata yang mempunyai estetika dan keindahan masing-masing, tentu saja sama rasanya seperti memakan buah simalakama.”

“Sebagai sepupu tertua, kewajiban kita sudah jelas. Menasehati, melindungi, dan memberi contoh yang baik. Sekarang hanya perlu melaksanakan kewajiban tersebut sebaik mungkin, tanpa mengharapkan apa pun sebagai balasan. Toh, imbalan kebaikan akan menyusul setelahnya ketika kita ikhlas berikhtiar.”

Trivia

  • Warna kesukaan Maxim adalah merah.
  • Maxim bisa makan enam kali sehari.
  • Warna rambut Maxim kemerahan, padahal ayahnya berwarna rambut biru gelap, dan ibunya berwarna hitam. Kebingungan itu sempat membuat kekacauan.
  • Maxim tidak terlalu suka mempelajari sihir, meskipun sangat ingin menguasainya.
  • Sejujurnya Maxim risi dengan perhatian semua orang kepadanya, tapi di lain waktu ia akan sangat menikmatinya.
  • Maxim tidak suka membandingkan orang, tapi diam-diam ia ingin terlihat lebih baik daripada Lucas.

Comments

Popular posts from this blog

The Quadruplets

Pan has Grown Up

Keunggulan Dua Pangeran